Sunday, April 24, 2011

hati seorang jane doe

sedih bila terpaksa menjadi jane doe untuk orang yang kita anggap dekat dengan kita.

beberapa hari yang lepas saya ada terbaca satu artikel tentang kenapa kita berteriak bila marah... saya tak ingat kat mana tapi saya ada terbaca... mungkin ramai yang sudah terbaca juga cerita ni. cerita ni memang sangat memotivasikan orang lain.... tapi tidak bagi saya. entahlah mungkin kerana terlalu banyak berfikir. atau mungkin juga kerana cara saya tidak sama seperti orang lain.

“Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah,
dia akan berbicara dengan suara kuat atau menjerit?”

Seorang murid setelah berfikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab,
“Kerana ketika itu dia telah kehilangan kesabaran, lalu berteriak.”

“Tapi…” guru itu balik bertanya, “lawan bicaranya berada dekatnya.
Mengapa harus berteriak? Apakah dia tak dapat berbicara secara halus?”

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira betul menurut pertimbangan mereka.
Namun tak satupun jawapan yang memuaskan.

Guru lalu berkata, “Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan,
jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fizikal mereka begitu dekat. Kerana itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak.
Namun anehnya, semakin kuat mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Kerana itu mereka terpaksa menjerit lebih kuat lagi.”

“Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta?
Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara
suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil.
Sehalus apapun, keduanya dapat mendengarkannya dengan begitu jelas.
Mengapa demikian?”

Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya.
Mereka nampaknya berfikir amat dalam namun tak seorang pun berani memberikan jawaban.
“Kerana hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak sehingga sepatah katapun
tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja cukup membuat mereka
tahu apa yang ingin mereka sampaikan.”

Sang guru masih melanjutkan, “Ketika kamu sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, TAK mengucapkan kata² mungkin merupakan cara yang BIJAKSANA. Kerana waktu akan membantumu.”


diam memang cara yang paling bijaksana. tapi perlahan-lahan luka dalam diam itu yang akan menghakis tanpa siapapun sedar. hingga satu hari sudah terlalu lambat untuk di sembuhkan... suatu hari nanti, bila ruang maaf dalam hati yang terhakis rosak total.

saya akan ada untuk siapa saja yang mahu saya ada untuk dia.
if you appreciate me and make me part of your life, ill appreciate you more and make you my world.



kadang-kadang bila kita terlalu memikirkan diri sendiri kita lupa orang memikirkan tentang kita juga.

No comments: